Followers

Recent Posts

selamat datang ke http://aku-ash.blogspot.com/ "dunia ini untuk kita aje"

Sunday, March 4, 2012

Ustaz Ash:DETIK-DETIK AKHIR KEJATUHAN KHILAFAH ISLAMIYAH ( 3 MAC 1924 ) TARIKH PENUH KESEDIHAN


Keruntuhan Khilafah Islamiyah terakhir di Istambul hendaknya menjadi renungan bagi kita. Beberapa faktor penyebab utama kemunduran Negara Khilafah diantaranya;
1.Konspirasi Negara-negara kafir imperialis, pengkhianatan penjawat tinggi Negara,
2.adanya idea-idea rosak (nasionalisme,patriotisme, demokrasi dan HAM) yang mempengaruhi pemikiran kaum muda di Turki dan wilayah Khilafah lainnya,
3.terhentinya ijtihad, upaya memasukkan Undang-undang barat dalam konstitusi Negara Khilafah,
4. penghancuran aqidah Islam melalui serangan misionaris Kristen (mubaligh yang berjuang memurtadkan orang2 islam).

Puncaknya, pada tanggal 3 Mac 1924, agen Inggeris keturunan Yahudi Dunamah bernama Mustafa Kemal Pasha menyatakan dibubarkannya Negara Khilafah Islamiyah yang berpusat di Istambul, dan kemudian menggantinya dengan sistem republik dengan asasnya sekular-demokrasi serta memindahkan ibukota Turki dari Istambul ke Ankara.

Sultan Abdul Hamid dan Yahudi
Pada masa pemerintahan Khalifah Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Zionis Internasional bernama Theodore Herzl melalui sahabatnya yang dekat dengan keluarga istana meminta kepada Khalifah untuk memberikan tanah Palestin kepada orang-orang Yahudi. Dan jika diizinkan menduduki Palestin, orang-orang Yahudi akan menyelesaikan utang-utang Negara Khilafah. Namun apa yang terjadi Khalifah Sultan Abdul Hamid II menolak dengan tegas,melalui suratnya;
“Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa mundur dari tanah suci ini (Palestin) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah ini bukanlah milik saya. Dia milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang saya telah berjuang demi mendapatkan tanah ini. Mereka telah menyiraminya dengan titisan darah demi mendapat tanah ini. Maka biarkanlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan wang mereka. Jika negeriku hancur lebur, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestin tanpa ada balasan apapun. Namun patut diingat, bahwa hendaklah penghancuran itu dimulai dari tubuh dan raga kami. Namun tentunya saya juga tidak akan menerima, raga saya dirosak binasa sepanjang hayat masih dikandung badan”.

Demikianlah, Herzl gagal merayu Sultan Abdul Hamid II untuk menduduki tanah Palestin. Padahal waktu itu utang Negara Khilafah mencapai 20 juta lira.
Setelah gagal merayu Sultan Abdul Hamid II, Zionisme Internasional kemudian memulai dengan menggerakkan media-media internasional untuk menjatuhkan Khalifah. Setelah itu, mereka menyatukan musuh-musuh Sultan Abdul Hamid II yang tumbuh dan bercampur baur dalam masyarakat Utsmani. Kita dapatkan para pengikut demokrasi (dan mereka yang diperalat kaum demokrat,pen) melakukan rencana yang sangat teratur dan menyerang. Mereka menguasai jaringan bisnes dunia, media-media Eropa, sehingga sangat mungkin bagi mereka untuk membentuk pandangan umum tentang pentingnya memecat Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah.

Pemecatan Khalifah Sultan Abdul Hamid II
Kemudian pada tanggal 31 Mac 1909, Zionis Internasional melakukan konspirasi, yaitu peristiwa tragis yang menimbulkan goncangan hebat. Peristiwa tersebut terjadi di kota Istambul, dimana telah terjadi pembunuhan berdarah yang menimbulkan korban jiwa. Dan kemudian mereka menuduh Sultan Abdul Hamid II terlibat dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut juga membuat orang-orang Yahudi Eropa dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan (nama lain dari Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal) memasuki Istambul untuk melakukan acara penurunan baiah di pusat kota menuntut pemecatan Sultan Abdul Hamid II dari jawatannya seorang Khalifah. Dengan dukungan media-media di Turki dan Eropa, mereka menuduh Sultan merencanakan terjadinya peristiwa 31 Mac, membakar mushaf-mushaf Al-Qur`an, pemboros, penumpah darah, dan zhalim.
Untuk menjayakan dengan baik tujuan tersebut, para revolusionir bentukan Yahudi melakukan tekanan kepada mufti Islam Muhammad Zhiyaudin untuk mengeluarkan fatwa pemecatan. Pada hari selasa 27 April 1909 M., sebanyak 240 anggota Majelis A`yan (tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk) mengadakan pertemuan bersama dan menetapkan pemecatan Sultan Abdul Hamid II. Namun sebagian anggota menolak menerima draft tersebut, diantaranya sekretari fatwa Nuri Affandi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Namun atas usulan dan desakan dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan, akhirnya dibentuklah panitia untuk menyampaikan keputusan pemecatan khalifah kaum muslimin, panitia tersebut terdiri dari:Immanuel Qarashu (seorang Yahudi asal Spanyol), Aaram (Anggota Majelis Perwakilan yang berasal dari Armenia), As`ad Thuathani(Utusan Albania), Arif Hikmat (anggota Majelis `Ayan,asal Irak Karajabani). Kemudian melalui mereka dilakukan (pemberitahuan) pemecatan Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah, dan pada saat bersamaan Sultan Abdul Hamid berkata kepada mereka, ”Sesungguhnya ini tak lebih dari perbuatan orang-orang Yahudi yang mengancam Khilafah, lalu apa maksud kalian membawa orang ini (Emmanuel) datang kehadapanku?”. Setelah Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya, kemudian beliau dibuang ke Salonika (wilayah Kekhilafahan Turki yang berbatasan dengan Yunani).

Orang-orang Yahudi dan Freemasonry mengangkat hari penjatuhan Sultan Abdul Hamid II sebagai hari raya mereka. Mereka meluapkan kegembiraan dengan mengadakan demonstrasi dijalan-jalan pusat kota Istambul, Turki Utsmani. Setelah diturunkan dari jabatannya,Sultan Muhammad Rasyad menggantikan beliau sebagai Khalifah kaum muslimin.

Tidak berapa lama kemudian, muncullah hakikat sebenarnya yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Kristen dan lebih khusus lagi Inggris. Mereka melihat, bahwa penghancuran Khilafah bukanlah perkara yang mudah, kecuali dengan cara membuat pahlawan boneka dan menggambarkan opini umum tentang sosoknya yang besar dan keramat. Dan mereka mengusulkan nama Musthafa Kemal agar menjadi sumber harapan dan sumber penghormatan di kalangan perwira tentara dan rakyat Utsmani.

Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kemal sebagai pahlawan. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan meriam yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kemal berhasil mendesak pasukan sekutu mundur dari wilayah Turki. Kemenangan sandiwara ini disambut oleh rakyat Turki dan menyanjung nama Musthafa Kemal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat. Inggris mempublikasikan kemenangan (sandiwara) Musthafa Kemal secara besar-besaran. Atas kemenangan ini Musthafa Kemal mengatakan dihadapan publik; ”Semua rencana tidak akan dilakukan kecuali untuk melindungi kesultanan dan Khilafah serta membebaskan Sultan dan negeri ini dari perbudakan negara asing”. Di sisi lain Duta Besar Inggris mengeluarkan beberapa pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kemal. Maka bertambahlah kebencian terhadap Khalifah dan bertambahlah kecintaan terhadap pahlawan (boneka) yang memerangi sekutu

Kebusukan rencana Musthafa Kemal mulai terbongkar pada tahun 1341 H/ 1923 M, Organisasi Nasional Turki pimpinan Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki yang beribukota di Ankara dan dia terpilih sebagai presiden pertamanya, peristiwa ini membuat posisi Khalifah Sultan Muhammad Wahidudin terancam, kemudian dia melarikan diri ke Malta dengan kapal Inggris. Awalnya Musthafa Kemal berpura-pura tetap menjaga eksistensi Sistem Khilafah dengan menunjuk Sultan Abdul Majid II menggantikan Sultan Muhammad Wahidudin.
Namun pada tanggal 27 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, Musthafa Kemal memanggil semua pendiri Organisasi Persatuan dan Pembangunan,dia yakin bahwa tidak ada seorangpun yang berani menentang dirinya. Di hadapan anggota, dia mengusulkan untuk membuat projek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai `bisul abad pertengahan`. Akhirnya pada pertemuan tersebut Sistem Kekhilafahan Islam dibubarkan.Pada keesokan harinya, Khalifah Sultan Abdul Majid II dan keluarga Ustmani diusir dari Ibukota Istambul, hartanya disita, dan Musthafa Kemal mengganti sekolah-sekolah Islam dengan sekolah sekuler dibawah kementrian pendidikan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pimpinan delegasi Inggris, Lord Curzon pada saat perjanjian Lausanne tanggal 23 Juli 1923.

Setelah khilafah Islam dibubarkan dan pasukan Inggris ditarik dari wilayah Turki. Menteri luar negeri Inggris, Curzon dipanggil Senat Inggris untuk mempertanggungjawabkan perihal penarikan pasukan Inggris dari wilayah Turki, dihadapan anggota Senat Curzon berkata, ”Utama persoalannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit kembali, karena kita telah berhasil menghancurkan dua kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam”.


____________________________________________________________________________________________________
Surat bukti khalifah islam diperdaya

Pada hari Selasa 27 April 1909, seramai 240 ahli senat Uthmaniah bersetuju dibawah tekanan golongan Turki Muda Kebangsaan (National Youth Turks) untuk menyingkirkan Sultan Abdul Hamid II daripada jawatan Khalifah. Senator Sheikh Hamdi Afandi Mali di Istanbul menulis fatwa penyingkiran itu. Senat Uthmaniah pula mengesahkan penyingkiran itu. Dibawah adalah terjemahan fatwa penyingkiran tersebut :

“Jika Imam (Khalifah) orang-orang Islam menangani isu-isu Ad-Deen (cara hidup, agama) yang penting daripada buku-buku syariah (perundangan) dan mengumpulkan buku-buku tersebut, membazirkan baitul mal (perbendaharaan negara) dan terlibat dalam perjanjian yang menyalahi syariah (undang-undang Islam), membunuh, menangkap dan membuang negeri terhadap rakyat tanpa sebab, kemudian berjanji untuk tidak melakukannya lagi tetapi masih melakukannya untuk merosakan keadaan orang-orang Islam diseluruh dunia Islam. Maka pemimpin (Khalifah) ini perlu disingkirkan daripada jawatannya. Jika penyingkirannya akan mendatangkan keadaan yang lebih baik daripada mengekalkannya, maka dia mempunyai pilihan untuk berhenti atau disingkirkan daripada jawatannya.”

Tandatangan
Sheikh al-Islam Mohammad Dia’ad-Din Afandi

Fatwa ini sangat aneh dan sesiapa sahaja boleh melihat keterangan-keterangan didalamnya tidak menepati perbuatan dan tindakan Sultan Abdul Hamid II. Selepas itu Ketua Majlis Menteri, Tawfiq Pasha telah dipanggil untuk memberitahu Sultan tentang keputusan itu. Baginda (Sultan) enggan untuk berbuat demikian (meletak jawatan). Maka mereka menghantar sekumpulan empat orang (Ahli Freemasons) ke Istana Yildiz iaitu Laz Arif Hikmat Pasha (anggota Dewan Senat yang juga panglima Ketenteraan Uthmaniah), Aram Afandi (wakil Rakyat Armenia), Arnavut As’ad Tubtoni (wakil rakyat daerah Daraj di Meclis-i Mebusan) dan Emanuel Qarh Sou (Yahudi warga Itali). Apabila mereka masuk ke dalam pejabat Sultan, mereka mendapati banginda sedang berdiri dengan tenang. Arif Hikmat membacakan fatwa kepada baginda. Kemudian As’ad Tubtoni maju ke hadapan dan berkata, “Negara telah menyingkirkan Sultan dari jawatan Khalifah”. Sultan Abdul Hamid II marah dan berkata “Negara telah menyingkirkan aku dari jawatan, ia tak mengapa. Tetapi mengapa kamu membawa Yahudi ke pejabat Khalifah?”, sambil menunjuk kepada Emanuel Qarh Sou.

Jelas sekali itu adalah titik tindakbalas kepada keengganan Sultan untuk menjual Palestin kepada Yahudi, dan sekarang mereka menunjukkan kepada baginda bahawa mereka (Yahudi) terlibat dalam penyingkirannya. Ini merupakan cabaran kepada maruah Sultan Abdul Hamid II dan maruah umat Islam.

Emanuel Qarh Sou juga adalah seorang pemimpin gerakan Freemasons di Salunik. Sebelum ini beliau pernah diusir oleh Sultan dari Istana Yildiz setahun sebelum Sultan diberhentikan. Ketika itu dia meminta Sultan beberapa hak istimewa di Palestin untuk orang-orang Yahudi. Emanuel Qarh Sou juga adalah anggota parti al-Ittihad wat Taraqqi. Yang menyedihkan dan menyakitkan hati adalah *****nya kaum Muslimin dan rendahnya taraf berfikir mereka kerana diamnya mereka terhadap jenayah dan pengkhianatan orang-orang al-Ittihad ketika memberhentikan Khalifah dengan cara hina dan mengasingkannya ke Salunik, tempat yang menjadi pusat Yahudi dan berkumpulnya orang Freemasons. Sultan Abdul Hamid II telah dikenakan perintah berkurung hinggalah kematiannya dalam tahun 1918. Baginda adalah Khalifah Uthmani mutakhir yang paling berwibawa. Beliau amat pintar dan ikhlas berkhidmat untuk umat Islam. Beliau juga mengambil berat dalam menguruskan hal ehwal umat Islam. Orang-orang al-Ittihad memberhentikan beliau semata-mata kerana mereka melihatnya sebagai penghalang dalam rangka mewujudkan cita-cita mereka.

Berkenaan dengan peristiwa pemecatan beliau, Sultan Abdul Hamid II menyalahkan orang Yahudi sebagai pihak yang bertanggungjawab. Hal ini terungkap dalam surat baginda kepada salah seorang gurunya, Syeikh Mahmud Abu Samad yang berbunyi :

“… Aku meninggalkan keKhalifahan bukan kerana suatu sebab tertentu melainkan kerana tipu daya dengan berbagai ancaman daripada tokoh-tokoh Organisasi Persatuan yang dikenali sebagai Cun Turk (Jeune Turk) sehingga aku terpaksa meninggalkan keKhalifahan itu. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak aku berulangkali agar menyetujui dibentuknya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestin. Aku tetap tidak menyetujui permohonan berulangkali yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanjikan wang sebesar 150 juta pound sterling emas. Aku tetap bertegas menolak tawaran itu. Aku menjawab dengan kata-kata, “Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. 30 tahun lebih aku mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniyah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian.”

“Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawapanku itu, mereka dengan kekuatan rahsia yang dimiliki memaksa aku menanggalkan keKhalifahan dan mengancam akan mengasingkan aku di Salunik. Maka terpaksa aku menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka. Aku banyak bersyukur kepada Allah kerana aku menolak untuk mencoreng Daulah Uthmaniyah dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negara Yahudi di tanah Palestin. Biarlah semua berlalu. Aku tidak bosan-bosan mengulangi rasa syukur kepada Allah Taala yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu. Aku rasa cukup di sini apa yang perlu aku sampaikan dan sudilah anda dan segenap ikhwan menerima salam hormat dariku. Guruku yang mulia, mungkin sudah terlalu banyak yang aku sampaikan. Harapanku, anda berserta jamaah yang anda bina boleh memaklumi semua itu.”
Wassalamualaikum...

22 September
Tandatangan
Pelayan Kaum Muslimin
Sultan Abdul Hamid II bin Abdul Majid


__________________________________________________________________________________________________

p/s: Sudah saatnya kita membangun ukhuwah Islamiyah dan menghadapi musuh bersama, yaitu orang-orang kafir dan munafik yang selalu menghina Islam dan kaum muslimin. Dan memfokuskan pada pandangan urgensi penegakkan Khilafah dan Syariah untuk menjadikannya pandangan umum ditengah-tengah masyarakat (bukan dengan demokrasi,revolusi, diskriminasi gender,HAM,dll). Khalifah adalah pemimpin kesatuan ummah yang tak akan menjual maruah agama Islam.
Walaubagaimanapun, perlu diingat tertegaknya khalifah itu perlu pada asas agama Islam itu sendiri. Pemerintahan Islam itu tertegak setelah terlaksananya agama Islam itu sendiri iaitu akidah, syariat dan akhlak umat. Dan selepas itu baru tertegaknyanya khalifah itu dengan pastinya seperti mana janji Rasulullah SAW:

“...Sesungguhnya akan ada Khilafah yang mengikuti metode kenabian”(HR.Ahmad)

sesungguhnya beruntunglah bagi yang menegakkanya,
rugilah bagi mereka yang hanya duduk diam menyaksikannya
tetapi akan celakalah mereka yang menghalanginya.

Wallaahu `alam bi Showab

No comments:

Post a Comment

mcm menarik je ni..tekan la..