Followers

Recent Posts

selamat datang ke http://aku-ash.blogspot.com/ "dunia ini untuk kita aje"

Friday, April 8, 2011

ustaz ash:Air Terpakai ( ,الماء المستعملAl-Maa’ alMusta’mal)


assalamualaikum.Bersua kita kembali dengan izin Allah.kali ini ustaz nak membahaskan tentang air musta'mal iaitu Air Terpakai ( ,الماء المستعملAl-Maa’ alMusta’mal)


Dalam bab air, air inilah menjadi khilaf ulama mengenai kesuciannya untuk berwudhu. Kita telah dibesarkan dalam lingkungan mazhab Syafii. Maka logikla kalau dikatakan apa yang kita pelajari di alam persekolahan dulu merupakan pendapat mazhab Syafii. Dan mengikut mazhab Syafii air mustakmal tidak boleh digunakan untuk bersuci. Ini bertepatan dgn Imam Syafii yang mengambil berat bab Taharah berbanding Imam Mazhab yg lain. Walaupun begitu, jumhur ulama mengatakan bahwa air mustakmal suci lagi menyucikan. Ini termasuklah juga pentahqeeq semula. Berikut diringkaskan pendapat2 tersebut:


Pendapat mazhab Syafi'I mengenai air musta'mal:

Mazhab jadid/baru: Suci tetapi tidak boleh menyucikan.

Mazhab qadim/lama: Suci dan boleh menyucikan.


Alasan pendapat mazhab Syafi'I yang mengatakan air mustakmal tidak boleh menyucikan ialah, para sahabat Nabi s.a.w. tidak pernah menghimpun air musta'mal utk kegunaan bersuci. Jika ketiadaan air, mereka tidak akan gunakan air musta'mal untuk bersuci, tetapi digantikan dengan bertayammum


Jumhur: air mustakmal itu suci lagi menyucikan

Alasannya: Hukumnya suci lagi menyucikan sebagai halnya air mutlak tanpa berbeda sedikitpun. Hal itu ialah mengingat asalnya yang suci, sedang tiada dijumpai suatu alasan pun yang mengeluarkannya dari kesucian itu.


Juga karena hadits Rubaiyi binti Muawwidz sewaktu menerangkan cara wudhuk Rasulullah saw. katanya: Dan disapunya kepalanya dengan sisa wudhuk yang terdapat pada kedua tangannya.


Juga dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi saw. berjumpa dengannya di salah satu jalan kota Madinah,. sedangkan waktu ia dalam keadaan junub. Maka ia pun menyelinap pergi dari Rasulullah lalu mandi, kemudian datang kembali. Ditanyakanlah oleh Nabi saw.; ke mana ia tadi, yang dijawabnya bahwa ia datang sedang dalam keadaan junub dan tak hendak menemaninya dalam keadaan tidak suci itu.


Maka bersabdalah Rasulullah saw.:

Artinya: Maha Suci Allah, orang Mukmin itu tak mungkin najis.

(H.R. Jamaah)


Jalan mengambil hadits ini sebagai alasan ialah karena di sana dinyatakan bahwa orang Mukmin itu tak mungkin najis. Maka tak ada alasan menyatakan bahwa air itu kehilangan kesuciannya semata karena bersentuhan, karena itu hanyalah bertemunya barang yang suci dengan yang suci pula hingga tiada membawa pengaruh apa-apa.


Berkata Ibnul Mundzir: Diriwayatkan dari Hasan, Ali, Ibnu Umar, Abu Umamah, Atha, Makhul dan Nakhai bahwa mereka berpendapat tentang orang yang lupa menyapu kepalanya lalu mendapatkan air di janggutnya: Cukup bila ia menyapu dengan air itu. Ini menunjukkan bahwa air mustamal itu mensucikan, dan demikianlah pula pendapatku.


Dan madzhab ini adalah salah satu pendapat yang diriwayatkan dari Malik dan SyafiI(lama), dan menurut Ibnu Hazmin juga merupakan pendapat Sufyan As-Sauri, Abu Tsaur dan semua Ahli Zhahir.


Jadi memandangkan kita berpegang kepada mazhab Syafi'I yang mengatakan air musta'mal tidak boleh menyucikan maka ustaz nak menegur sedikit kepada semua. Selalunya kita ambil wuduk di masjid dan surau. Paipnya ada kalanya dekat. Maka kadang-kadang kita tak sedar yang air kawan sebelah kita masuk kedalam takungan tangan kita. Jadi waspada lah kerana air dalam takungan tangan kita tadi sudah menjadi air musta'mal dan kepada org sebelah ambil lah air wuduk dengan sopan kerana berwuduk itu tak perlu tergesa-gesa. Malah ada pendapat mengatakan apabila kita membazir air masjid atau suaru ia menjadi makruh dan ada yang mengatakan haram.


sekian dahulu dari ustaz ash. sekian wabillahitaufiq walhidayah wassalamu'alikum warahmatullahi wabarokatuh. selamat beramal.

No comments:

Post a Comment

mcm menarik je ni..tekan la..